angin hangat itu kini mendingin, belaian nya menusuk pipi, membuat ku menggigil, membuatku sesak.
dulu ada seorang pria, begitu hangat, menenangkan dan penuh kasih.
kau tahu manusia, banyak yang terjadi, banyak yang terhenti, banyak yang teringkari.
aku masih berdiri di tempat yang sama, dengan luka bertumpuk, tersenyum mengerti.
mengerti
aku hanya ingin dimengerti, sekali saja
tak seperti jutaan soal matematika yang menuntut untuk dimengerti, untuk sekedar di tuntaskan.
aku hanya minta untuk dimengerti, dipahami, diselami.
tak ada lagi pria hangat
beku, perasaan kami membeku.
aku tak ingin lagi berdiri di tempat yang sama, menatap keadaan, memahami yang terjadi.
aku ingin berpaling dan pergi
tak sudi berbalik
menghilang dan tak kembali
0 comments:
Post a Comment