sekeliling ini gelap, hampa, pengap.
aku ingin berteriak, namun gaung yang kudapat.
hanya tembok-tembok bisu, berdiri kaku dalam remang, kokoh mengejek.
aku memandanginya, mengajaknya bicara mungkin hanya akan membuatku semakin gila.
berusaha memukulnya hanya akan membuat ku terluka.
akhirnya aku diam saja, terpaku memeluk lutut.
hanya itu yang aku punya.
aku bersumpah tak ingin lagi memaafkanmu, demi semua mimpi yang ku punya, demi semua khayal yang pernah berkelebat, indah, ringan, bagai asap tipis beriak, yang kini menguap sekejap.
aku mengenalmu lebih dari yang aku kira aku tahu
aku mengasihimu lebih dari yang aku kira aku mampu
sampai kau menyadarkan ku bahwa semua tak lebih dari gelembung busa
membesar, terbang, dan PLOP, hancur dalam sekali sentuh
aku sendiri ditemani tatapan dingin tembok tembok kokoh yang angkuh
tak ada yang mencari ku
tak ada yang bicara
tak ada yang ku percaya
lelaki senja sudah redup, mati dimakan malam
aku lelah, aku mau pulang
0 comments:
Post a Comment