Judul Chapter:
Pesan dari Ayah
Ringkasan Chapter:
Paman Bobby menyadari tatapan Henry dan tersenyum ramah kepadanya. "Kemarilah, Nak. Mari bertukar cerita,"
Paman Bobby membantu Henry, mendorong kursi roda bocah itu ke dekat bangku taman.
Henry menatapnya dengan semangat, rasa penasaran dan gairah menyatu dalam ekspresinya.
"Jadi Henry, bagaimana kabar mu hari ini?," tanyanya tersenyum ramah, tangannya sibuk merapihkan selimut yang tersampir di pangkuan Henry, memastikannya agar tetap hangat.
"Aku baik, Paman!baik sekali," jawab Henry riang.
"Kemana saja paman beberapa hari ini? kenapa tidak pernah menemui ku lagi?," tanyanya. Ada menuduh dan kekecewaan dalam suaranya, dan paman Bobby dapat menangkapnya dengan jelas.
"Ah, aku tentunya sibuk sekali, wahai sobat kecil. Kau tahu? membereskan ini dan itu," jawab paman Bobby.
Senyumnya mengembang lucu, penuh rahasia.
"Ah ceritakan padaku, paman! apa aku bisa membantu?," tanya Henry penuh semangat.
"Tentu saja bisa. Tapi kurasa hal pertama yang harus kaulakukan adalah cepat sembuh dan setelah itu baru kita lakukan ini dan itu", ia mengacak rambut Henry pelan.
Rambut ikal itu terasa sangat lembut diantara jari jemarinya. Mengingatkannya akan banyak hal, membuatnya merindukan sesuatu.
"Paman, kapan ayah akan datang?" suara Henry membuyarkan lamunannya.
"Secepatnya, kurasa. Ayahmu sedang dalam perjalanan, Henry," Senyum ramah mengembang di wajah pria itu, tapi tidak ada senyum dari pancaran mata nya.
Tatapan yang dalam dan gelap, menggambarkan kepahitan macam apa yang pernah terjadi pada dirinya.
Tapi tentu saja, Henry tak akan sempat memperhatikan hal semacam itu. Ia kini sibuk melonjak gembira di kursinya. Ayah nya akan datang! menjenguknya!
Mau tak mau paman Bobby pun ikut tersenyum melihat tingkah polah anak itu.
"Ssst, jangan terlalu ribut, atau suster Ann akan menghukum kita," paman Bobby menenangkannya, meletakannya jari telunjuknya di depan bibirnya. Memasang tatapan jenaka dan penuh rahasia.
Henry mengikutinya. "Oh, aku terlalu senang sampai lupa pada suster Ann, tapi bila ia menangkap kita, tentu paman bisa menghalanginya kan, paman kan bisa melakukan apa saja," kata bocah itu sambil cekikan.
"Aku membayangkan paman mengubah suster Ann menjadi sebuah balon besar dan membiarkannya terbang tinggi ke angkasa," Henry masih tertawa. Mata nya berbinar .
piip piip
Tawa mereka terusik oleh suatu bunyi.
Paman Bobby mengeluarkan ponsel dari sakunya. Mata nya membaca dengan cepat pesan yang baru saja d terimanya.
"Ada pesan dari Ayah untukmu Henry", ia memberitahu Henry.
Mata nya belum beralih dari layar ponselnya. Satu pesan yang baru saja ia terima.
Ia mengecek pengirimnya :
'SURGA'
0 comments:
Post a Comment