Lost and Waiting to be Found

Let's get lost

Let's get lost

Apr 30, 2011

BAGIAN KEDUA : aku tahu dia begitu berbeda


Pagi ini, lagi-lagi ku lihat dia, ntah mengapa, rasanya aliran darah ini mengalir begitu deras, jantung berdegup tak menentu.
hahaa tak dapat menahan tawa, lagi-lagi dia bertingkah ceroboh, seperti biasa.
 hey, bolehkan aku mendekat dan menyapa?


*        *       *

Part II : Rafca Desta Nugraha


"Carissa Zahra! kamu terlambat lagi".

lagi-lagi nama itu terdengar, sontak aku langsung menoleh dan tersenyum
rupanya dia membuat masalah lagi, pikirku.
ku langkahkan kaki menuju balkon, menatapnya dari kejauhan.
terlihat sosok itu, menunduk lesu di tengah lapangan, 

Aku menatapnya, berjalan lesu menuju gudang perlengkapan, pasti menyapu halaman lagi, pikirku.
 ntah mengapa, aku tersenyum ketika mengatahuinya.
Bukan, bukan karena aku senang bila Zahra di hukum, akan tetapi, setiap tingkahnya, gerak-geriknya, ntah mengapa selalu membuatku tersenyum

Pelajaran pertama sebentar lagi dimulai, ntah mengapa, aku justru bergegas berlari menuju lapangan sekolah, menuju Zahra.

"Raf!mau kemana lo?bentar lagi Bu.Rara masuk,"
aku menoleh, rupanya Ricky, teman sekelasku.

"Hmm, gue sakit perut nih!ijinin ya ke bu Rara?oke rick,?"
tanpa menunggu jawabannya, aku pun segera berlari menuju lapangan sekolah.


*           *          *

Aku tak bisa menahan senyumku ketika menatapnya dari kejauhan.
dia terduduk di tepi lapangan, wajahnya tertekuk, terlihat sangat menggemaskan bagiku.
sapu nya tergeletak tak jauh dari nya, dan daun-daun kering bertebaran di sekitarnya.
lagi-lagi gagal menyapu.
kemarin juga begitu, terlambat setiap hari membuatnya terus dihukum oleh pak Godzali, tapi aku tahu, menyapu adalah hal yang paling tidak bisa dilakukannya dengan benar.

aku pun menghampirinya

"Kalau cara nyapunya kaya gitu, sampai jam pulang sekolah pun, halaman ini juga ngga akan bersih," kataku tiba-tiba.

sontak dia menoleh, wajahnya terlihat marah, tapi lalu tersenyum.

ah lagi-lagi dia terlihat gelisah, apa keberadaan ku benar-beanr mengganggunya?

"Gue ajarin lo cara nyapu yang bener, lo perhatiin nih, ga nyampe setengah jam juga selesai ko," kataku lagi, berusaha menghilangkan kegugupannya.

Dia masih terdiam disana, terperangah menatapku.
apa ada yg salah denganku?
apa dia begitu membenci ku?

"Aww," Zahra menjerit tiba-tiba

Aku menatapnya, khawatir
apa yang sebenarnya terjadi sih?

"Lo kenapa?", tanya ku

"Hmm, ngga papa kok, mata gue... kelilipan, hehe,"
Zahra menjawab pertanyaanku seraya mengucek-ngucek matanya.

Aku tidak begitu percaya, ku tatap ia lagi, makhluk di hadapan ku ini terlihat begitu menggemaskan, ingin sekali rasanya ku hampiri dia untuk memastikan bahwa dia benar-benar baik-baik saja

"Are you, okay?,"
tanyaku lagi, memastikan.
Dia menatapku sesaat, sebelum menjawab dengan begitu lancar

"Fine!thank you!," jawab nya lancar, "and you?,"

ahahaa, aku gagal menyembunyikan senyumku, aku tau dia berbeda, sejak dulu aku tau dia begitu berbeda, tapi aku bahkan tak tau kalau dia bisa menjadi semenggemaskan ini

 "Fine too", jawabku .
"Ternyata elo lucu juga ya.hahaa," aku benar-benar tak mampu menyembunyikan tawaku

Sekilas kulihat wajahnya memerah.
aku tak tau kenapa, apa aku membuatnya tersipu atau apa??
hening lagi

"Jadi, elo masih berminat buat kursus nyapu sama gue, atau mau bengong aja disitu?", tanyaku memecah keheningan.

"Jadi dong, gue ngga sanggup kalo harus nyapuin daun-daun ini sampe besok pagi," jawabnya.

Aku tersenyum mendengarnya, dan segera meraih sapu nya, dan mengajarkannya bagaimana cara menyapu dengan benar.
ini lucu, fakta bahwa, bahkan menyapu saja , Zahra tidak bisa.
tapi, ya aku tau, dia memang berbeda, dan begitu aku bisa berbicara dengannya, rasanya sudah mengenalnya begitu lama.

"Rafca,"
 panggilnya tiba-tiba

aku menoleh 

"ya?,"

"Terima kasih," kata nya seraya tersenyum manis

dia tersenyum, dan demi tuhan aku tidak pernah melihat senyum semanis itu sebelumnya.

Zahra, apa kau tahu bahwa kan selalu mengalihkan dunia ku??

"sama-sama, besok jangan terlambat lagi ya, zahra,".
hanya itu yang dapat ku katakkan.

ya, meskipun jika kau terlambat, aku akan dengan senang hati membantumu, tambahku ku dalam hati.

Dia berjalan menghampiriku, dengan semangat menyapukan sapu nya keseluruh daun-daun.

aku menatapnya dalam diam,

Tuhan, jika ini mimpi, jangan biarkan aku terbangun, bisikku dalam hati


Part II : Rafca, selesai



Rafca : aku tidak masalah dengan hukuman yang kuterima dari bu.Rara karena membolos pelajarannya hari ini. kau tau? itu tidak sebanding dengan kebahagiaan ku ketika dapat menatap wajahnya tadi. aku tahu ini berlebihan, dan orang-orang akan menertawaiku bila mengetahui seorang Rafca, kapten basket andalan sekolah, cowok yang banyak digilai cewe-cewe, dapat bertingkah begitu konyol hanya karena seorang gadis, tapi kau tau? kurasa ini yang namanya cinta dan aku menikmatinya.

Zahra : lagi-lagi aku akan berkata dengan tegas, bila ini mimpi, tolong siapapun jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini. ya ampun, aku tau ini pasti mimpi, berbicara dengan Rafca adalah mimpi terbesar ku! ya ampun aku bisa gila. dia menolongku menyelesaikan hukuman pak Godzali yang menyebalkan, dan aku bahkan tidak tahu dia muncul darimana atau apakah dia membolos pelajaran? yang pasti, kau harus tahu, bahwa aku sangaaat senang! aku rela dihukum setiap hari, asal bisa menatapnya terus.apa dia malaikat? oh baiklah aku berlebihan, tapi aku tahu, ini cinta.










0 comments:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest
"Let the rain kiss you. Let the rain beat upon your head with silver liquid drops. Let the rain sing you a lullaby.."

Blog Archive

visitors

Popular Posts

Powered by Blogger.

About Me

My photo
you'll know me, someday...

Fellas

your reading companion

Copyright © Hidden Thoughts | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com